Sabtu, 09 Februari 2013

merindu dalam diam

malam dan sendiri. dimalam yang dingin dan basah sisa sisa hujan yang baru saja lewat dam ,asi meninggalkan jejak, saya sendiri. dirumah bertemankan netbuk dan henfon. meski rasanya sama saja. tak ada yang bisa dihubungi, karna tidak ada pulsa.  malam ini saya benar benar sendiri dan mono. bukan homo. itu pilihan saya. saya ingin bermain dengan pikiran saya sendiri. merenung tentang diri saya ini. 
no more calls, no sms.
kadang sendiri itu menyenangkan. kalimat ini bermakna seperti saya tidak sering sendiri. padahal saya sudah terbiasa sendiri. sendiri dalam artian kata, tidak benar-benar sendiri. saya punya keluarga dan teman. meski saya tidak punya pacar. saya terbiasa sendiri. karna saya mandiri. saya tidak terlalu suka bergantung dengan orang lain.
banyak orang bertanya kenapa saya tidak punya pacar. lebih banyak lagi yang bertanya, kenapa saya tidak pernah pacaran. kenapa mereka suka banget nanya ini. seolah mereka tak percaya. memangnya salah kalau saya tidak pernah pacaran.
saya memang belum pernah pacaran. saya juga tidak tahu mengapa. mungkin ini takdir tuhan. jadi apa yang harus dirisaukan. apalagi pacaran bukanlah sesuatu yang disukai tuhan. ya saya nikmati saja jalan yang sudah dipilihkan tuhan. terkadang saya bertanya, apa gunanya pacaran. terlebih pacaran yang sudah bertahun tahun. apa nikmatnya menikah kalau sudah pacaran selama bertahun-tahun.  bukankah lebih nikmat pacaran sesudah menikah, lebih berkah dan bebas mau ngapain tanpa menimbulkan dosa dan fitnah.
saya gak mau bicara dosa, karna saya sendiri pun tak luput dari dosa. tapi setidaknya saya berusaha untuk tidak menambah dosa.

itu pendapat saya saat ini, karna saya sedang tidak punya pacar. saya juga manusia biasa. terkadang melihat orang pacaran saya juga ingin merasakan. tapi kenapa harus pacaran, jika kita bisa pacaran dalam diam, merindu dalam diam. seperti, kita sama sama mengatahui bahwa kita saling suka, bahkan saling  mencinta. tetapi kita lebih memilih diam dan berdoa agar tuhan menjodohkan kita. kenapa tidak berkomitmen saling menunggu hingga akhirnya memutuskan untuk menikah. bukankah begitu lebih menenangkan hati tanpa berbuat dosa dan menimbulkan fitnah. 
bukan berarti saya tidak pernah suka sama seseorang. saya normal. dan saya pun pernah mengagumi seseorang bahkan sekarang sedang. tapi sekarang persoalannya adalah bagaimana kita mengelola rasa kagum itu tanpa menduakan tuhan. karna tak pantaslah kita mengagumi sesuatu melebihi rasa kagum kita kepada tuhan.

biarkan rindu itu ada dalam diam, biarkan tuhan yang menyampaikan rindu itu. hingga kelak akhirnya Dia jugalah yang Maha Cinta yang menyatukan rindu tersebut dalam sebuah mahligai yang halal lagi suci penuh berkah dihiasi malaikat surga. amin. 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 welcom to ulfa's journal. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree