Rabu, 20 November 2013

seminar bersama felix siauw

Kenal ustad felix siauw? Waduh, rugi kalo tidak kenal.
Kemaren, saya menghadiri acara seminar genta andalas yang mana pembicaranya adalah ustad felix siauw. Saya senang mendapatkan kesempatan mendengar langsung tausiah dari beliau. Bukan tausiah juga sih, hanya sekedar membahas sedikit dari buku beliau yang berjudul How to master your habbits.
Sayangnya, acara tersebut hanya berlangsung dua jam, waktu yang relkatif singkat untuk mendapatka ilmu dari beliau. Kalau bisa sih, setiap hari selamanya saya maunya dibimbing terus sama beliau (nah loh? Hahaha). 
Tapi dua jam tersebut cukup membuat saya memahami banyak hal. Terutama mengenai habbits.
Saya bukanlah orang yang pantas membicarakan tentag habbits, mengingat habbits saya sendiri masi kacau balau. Menurut beliau, kita bisa karna terbiasa. Jika memang kita ingin melakukan sesuatu, maka paksalah diri kita untuk biasa melakukannya. Karena dengan terbiasa kita menjadi bisa.


nih, foto ustad, cakep kan? hahahaha :p

Namun, merubah sebuah kebiasaan tidaklah segampang membalikkan telapak tangan, tidaklah segampang mengatakannya. Mengubah suatu kebiasaan akan banyak cobaan yang kita alami. Namun sejatinya, cobaan tersebutlah yang akan menjadi pahala bagi kita. Seperti membiasakan diri untuk tahajud, tidaklah gampang. Pun menulis, hanya ingin bisa menulis tanpa ada usaha dalam menulis tentu hal itu hanya akan menjadi sebuah keinginan tanpa ada kenyataan.

Nah daripada itu, untuk menuju suatu kehidupan yang lebih baik guna mendapat keberkahaan allah, saya pun ingin melatih beberapa kebiasaan, yaitu tahajud puasa dan menulis. Jika selama ini saya tahajud hanya saat saya ingin, maka saya ingin membiasakan diri mentahajudkan diri setiap malam. Jika selama ini puasa begitu susah dijalankan dihari biasa, mari coba puasa setiap senen saja. Jika menulis selalu tentang hal-hal yang tidak penting, maka sekarang marilah mulai belajar menulis sesuatu yang bermanfaat untuk dibaca orang lain.

Saya bukan tipe orang ambisius dalam mencapai sesuatu. Bagi saya, apapun yang kita lakukan, yang penting kita cukup bermanfaat bagi orang0orang disekitar, dan senantiasa demi mendapatkan berkah dari allah swt. Bukankah hidup ini terlalu singkat untuk mengejar dunia, sementara akhirat menanti didepan mata. Sedangkan kita tidak punya bekal apa-apa untuk dibawa keakhirat sana.  Saya apalagi. Selama ini sibuk urusan dunia saja. Kapan untuk akhirat, sementara jatah tinggal di dunia semakin berkurang. Bukankah waktu itu misterius.


Menunggu esok hanya akan membuat waktu semakin terbuang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 welcom to ulfa's journal. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree