Rabu, 23 Mei 2012

harapan untuk sebuah keinginan

saya gak tau mau nge-post apa untuk pertama-tama ini.
iseng, saya lihat blog lama saya. saya temukan tulisan artikel pertama saya. artikel pertama saya ini merupakan syarat waktu saya mengikuti open recruitment di salah satu tabloid di kampus saya, yang alhamdulillah saya sudah bergabung saat ini.

Artikel : Harapan Untuk Sebuah Keinginan

Impian semua siswa adalah ketika mereka dapat memasuki universitas ataupun perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan. Namun, impian tersebut kadang kandas karena beberapa factor. Factor yang paling klasik adalah mengenai mahalnya biaya kuliah yang semakin tinggi, sehingga anak-anak yang berlatar belakang miskin tidak sanggup untuk melanjutkan kuliah. Ibarat kata, mereka gagal sebelum berperang. Karena tak ada apa apa untuk berperang. Mereka merasa tidak memiliki apapun untuk masuk. Meski kebanyakan dari mereka bukan lah orang yang bodoh.

Usaha yang mereka tempuh untuk dapat lulus dari sekolah menengah atas dengan nilai tinggi rasanya hanya sia sia. Pasalnya, toh mereka juga tidak akan mampu untuk melanjutkan pendidikan. Meskipun lulus dengan nilai tinggi, nilai itu pun terasa hambar. Nilai yang tinggi pun tak bias merubah nasib mereka. Meraka hanya mampu melamar pekerjaan yang biasa-biasa saja. Karena pada kondisi sekarang, lapangan pekerjaan telah menuntut tingkat pendidikan yang tinggi.

Keadaan yang terpakasa ini memaksa mereka mandapatkan pekerjaan hanya sekedarnya, sekedar melanjutkan nafas. Lantas, tak pantaskah mereka untuk mengubah nasibnya? Apakah orang miskin cenderung untuk menjadi miskin. Benarkah kata pepatah bahwa buah jatuh tak jauh dari batangnya?
Kemana mereka akan mengadu? Pemerintah kah? Bukan kah universitas negeri berada dibawah naungan pemerintah?

Sungguh, betapa ironinya negeri ini. Sementara mereka yang mampu melanjutkan pendidikan acap kali terlena dengan status mereka sebagai mahasiswa. Berada diantara gedung yang tinggi kadang membuat mereka cukup merasa bangga, sehingga kuliah hanya untuk kebanggan saja. Dan tak sedikit ditemukan diantara mereka sosok mahasiswa yang tangguh, karena mereka kini sudah semakin terkikis oleh kenikmatan dan kemudahan-kemudahan. Mereka tidak sadar dengan biaya kuliah yang semakin mahal dan tak semua mampu menikamti nya. Mereka yang haus akan pendidikan hanya dapat menahan keinginan untuk kuliah karena keterbatasan yang sebenarnya bukan keinginan mereka. Kuliah hanya dinikmati oleh kalangan berduit, yang bisa dan mengerti kemauan pihak perguruan tinggi.

Lantas untuk apa biaya kuliah yang semakin mahal? Benarkah untuk meningkatkan fasilitas pendidikan? Gedung yang semakin tinggi dan megah, ruangan penunjang pembelajaran yang semakin lengkap, pemakaian alat alat canggih, bahkan hingga pembangunan WC pun di tingkatkan. Dapatkah fasilitas ini menjamin mutu mahasiswa yang tidak bermental “tempe”?

Betapa kayan nya Negara kita ini. Namun, pada kenyataannya pendidikan dan kesejahteraan belum bias merata. Masih banyak diantara anak muda Indonesia yang bermimpi untuk melanjutkan pendidikan yang tinggi, namun mereka tak sanggup. Harapan mereka hanya lah, mereka yang sekarang mampu duduk di perguruan tinggi, dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi bangsa dan negaranya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 welcom to ulfa's journal. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree