Seringkali,
ketika saya ditanya jurusan kuliah saya, banyak reaksi yang muncul ketika saya
jawab.
“Ulfa
kuliahnya jurusan apa?”
“Fisika”
Mereka :
“waaaw” (dengan berbagai reaksi dan tanggapan pun muncul mengiringi kalimat
‘waaaw’
Memang,
berbicara tentang fisia dapat menimbulkan berbagai reaksi dan tanggapan. Tak
bisa dipungkiri, fisika kerap menjadi momok dikalangan pelajar. Maka tak aneh
lagi bila fisika dianggap sebagai “hantu” yang menakutkan bagi para pelajar di
sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Banyak spekulasi yang bermunculan
tentang fisika. Ada yang menganggap bahwa fisika hanyalah milik orang cerdas,
serius, kutu buku, kurang gaul atau cupu.
Orang beraggapan
bahwa menjadikan fisika sebagai karir
adalah pilihan yang salah. Bahkan, fisika menjadi pilihan yang sangat tidak
diminati. Kuliah difisika itu ibarat masuk kedalam ‘blackhole’ . teman teman
tau blackhole itu apa? Semua benda sangat gampang terperangkap didalam lubang
hitam tersebut, namun jika sudah masuk, maka akan sulit untuk keluar. Begitulah
kira-kira analoginya. Dapat dikatakan bahwa tidaklah sulit menjadi mahasiswa
fisika, namun untuk lulus dari fisika butuh perjuangan yang keras. Belum lagi
anggapan bahwa karir difisika buntutnya hanya menjadi guru atau dosen.
Bukankah menjadi
guru dan dosen itu pekerjaan yang mulia.
Yang paling
mengaharukan adalah, ketika kita belajar menguasai fisika, kita malah dianggap
aneh. Mereka berfikir, apa gunanya belajar rumus-rumus yang beribet dan
angka-angka yang tak jelas, toh pada akhirnya tak juga ditemukan dikehidupan
nyata. Menurut mereka, belajar ekonomi atau belajar berbisnis dan menjadi
pengusaha lebih meyakinkan karena dapat mengahasilkan uang dan menjadikan
mereka kaya-raya.
Hm, it’s
okeh. Tak apa. Bukankah setiap orang berhak berpendapat. Namun, pendapat saya,
mereka yang beranggapan seperti itu adalah mereka yang tidak tahu bahwa
sebenarnya dunia fisika itu sungguh indah. Kalau kita mau menghayati banyak
sekali fenomena fisika yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang
paling sederhana misalnya, hembusan angin yang sejuk, keindahan warna bunga
yang kita lihat, music yang terdengar nyaman ditelinga hingga air terjun yang
mengalir, merupakan sedikit dari sekian banyak fenomena yang ada. Hanya saja,
hal-hal seperti ini kerap terlupakan oleh kita, karena kita tidak pernah mau
mengahayati dan mengembangkan daya imajinasi kita yang dianugrahi tuhan. Seringkali
orang berfikir itu semua adalah fenomena lumrah yang terjadi begitu saja tanpa
mau mengahayati sehingga mereka lupa akan keindahan alam dan bersikap seolah
tidak mau tahu. Padahal, jika kita mau sedikit menghayati dan berimajinasi
tentang fenomena ini, maka akan banyak pertanyaan-pertanyaan bermunculan yang
hanya dapat dijelaskan melalui fisika.
Salah satu
penyebab timbulnya paradigma negative tentang fisika disebabkan karena pengajar
dari fisika itu sendiri. Seringkali ilmu fisika diajarkan tanpa penghayatan
sehingga terasa menyebalkan. Kebanyakan pengajar fisika hanya menyodorkan
rumus-rumus yang bribet tanpa menjelaskan makna dari rumus tersebut. selain
itu, tidak banyak pengajar fisika yang mau mengajak anak didiknya menggunakan
daya imajinasi mereka untuk mengetahui fenomena alam yang terjadi disekitar
mereka. padahal, setiap rumus tersebut menjelaskan banyak hal dan mengungkap
rahasia alam yang belum terungkap.
Berdasarkan
pengalaman, setiap soal fisika yang diberikan, terlebih menggunakan
rumus-rumus, sering dikerjakan secara gotong-royong. Ini karena hanya sedikit
diantara mereka yang mau dan mampu mengerjakan soal fisika yang diberikan. Sementara,
kemampuan para pengajar didasarkan kepada kemampuannya mengajarkan soal-soal
ujian akhir, bukan mengajarkan makna fisis dari rumus tersebut. hal ini
memnyebabkan, sangat sulit menemukan pelajar yang menyukai fisika. Saking sedikitnya,
menemukan orang yang menyukai fisika sama hal nya dengan mencari jarum didalam tumpukan
jerami. Ini bukan suatu hal yang dilebay-lebay kan. Hanya sekian pelajar yang
menyukai fisika. Itupun karena keberhasilan mereka di olimpiade. Atau mungkin kekaguman
mereka dengan para ilmuwan yang jenius.
Sejatinya,
fisikawan membuat rumus tidaklah untuk dihafalkan. Rumus-rumus tersebut
terlahir untuk memahami fenomena alam dalam bentuk ringkas sehingga menjadi
indah, universal dan berguna dalam menyelesaikan masalah. Memang, rumus identik
dengan angka. Pun fisika tak bisa dilepaskan dari fisika. Namun, belajar
fisika, tidak mesti gila matematika. Tidak perlu lah beranggapan, dengan
menyukai fisika akan menjadi orang yang serius sehingga dianggap tidak gaul dan
populer.
Kenapa kita
tidak mencoba menyukai fisika? Jangan takut. Sebenarnya, fisika tidak menuntut
banyak syarat dan keahlian. Hanya gunakan imajinasimu. Imajinasi. Menyukai fisika
hanya lewat imajinasi.
Imajinasi terlahir
dari lingkungan yang mendukung kita untuk berfikir tentang fenomena disekitar
kita. Maka, keluarga ataupun guru seharusnya menghargai kebebasan berfikir
seseorang agar daya imajinasi mereka berkembang. Apabila keluarga dan
lingkungan tidak menghargai kebebasan berfikir, maka daya imajinsi menjadi
sulit untuk dikembangkan. Hamper semua fisikawan terkenal adalah orang-orang
yang suka berimajinasi dan berfikiran radikal. Tak sedikit dari mereka dianggap
aneh karena pikiran mereka yang aneh dan radikal.
Siapa yang
tidak kenal Albert Einstein? Si penemu rumus E = mc2 ini adalah
contoh populer fisikawan yang dianggap aneh dan suka menghayal. Einsten membayangkan
bagaimana seandainya ia dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. Namun,
pemikiran yang aneh inilah yang pada akhirnya melahirkan teori relativitas
khusus yang hingga saat ini masih digunakan. Sama halnya dengan Issac Newton. Kalau
saja Newton tidak suka menghayal dibawah pohon apel, mungkin hokum gravitasi
tidak akan ditemukan hingga berpuluh tahun kemudian. Kebiasaan dan pemikiran
mereka yang aneh dan radikal, yang akhirnya membuka cakrawala baru dari
perkembangan ilmu pengetahuan. Bukankah fisika itu indah?
Masih banyak
fenomena fisika yang ada disekitar kita. Kalau saja kita mau merenung dan mencari
tau atas semua pertanyaan yang ada. Melalui
imajinasi, kesadaran untuk mengamati fenomena alam dan membaca buku-buku fisika
akan muncul dengan sendirinya. Menyibak tabir dari fenomena yang ada.
Fikirkan,
bayangkan, imajinasikan dan tanya kenapa. Maka kamu akan temukan jawabannya. Temukan
indahnya fisika. Fisika? Siapa takut.
0 komentar:
Posting Komentar