Sabtu, 26 Mei 2012

menyukai fisika melalui imajinasi


Seringkali, ketika saya ditanya jurusan kuliah saya, banyak reaksi yang muncul ketika saya jawab.
       “Ulfa kuliahnya jurusan apa?”
       “Fisika”
Mereka : “waaaw” (dengan berbagai reaksi dan tanggapan pun muncul mengiringi kalimat ‘waaaw’

         Memang, berbicara tentang fisia dapat menimbulkan berbagai reaksi dan tanggapan. Tak bisa dipungkiri, fisika kerap menjadi momok dikalangan pelajar. Maka tak aneh lagi bila fisika dianggap sebagai “hantu” yang menakutkan bagi para pelajar di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Banyak spekulasi yang bermunculan tentang fisika. Ada yang menganggap bahwa fisika hanyalah milik orang cerdas, serius, kutu buku, kurang gaul atau cupu.

          Orang beraggapan bahwa  menjadikan fisika sebagai karir adalah pilihan yang salah. Bahkan, fisika menjadi pilihan yang sangat tidak diminati. Kuliah difisika itu ibarat masuk kedalam ‘blackhole’ . teman teman tau blackhole itu apa? Semua benda sangat gampang terperangkap didalam lubang hitam tersebut, namun jika sudah masuk, maka akan sulit untuk keluar. Begitulah kira-kira analoginya. Dapat dikatakan bahwa tidaklah sulit menjadi mahasiswa fisika, namun untuk lulus dari fisika butuh perjuangan yang keras. Belum lagi anggapan bahwa karir difisika buntutnya hanya menjadi guru atau dosen.
Bukankah menjadi guru dan dosen itu pekerjaan yang mulia. 

          Yang paling mengaharukan adalah, ketika kita belajar menguasai fisika, kita malah dianggap aneh. Mereka berfikir, apa gunanya belajar rumus-rumus yang beribet dan angka-angka yang tak jelas, toh pada akhirnya tak juga ditemukan dikehidupan nyata. Menurut mereka, belajar ekonomi atau belajar berbisnis dan menjadi pengusaha lebih meyakinkan karena dapat mengahasilkan uang dan menjadikan mereka kaya-raya.
           Hm, it’s okeh. Tak apa. Bukankah setiap orang berhak berpendapat. Namun, pendapat saya, mereka yang beranggapan seperti itu adalah mereka yang tidak tahu bahwa sebenarnya dunia fisika itu sungguh indah. Kalau kita mau menghayati banyak sekali fenomena fisika yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang paling sederhana misalnya, hembusan angin yang sejuk, keindahan warna bunga yang kita lihat, music yang terdengar nyaman ditelinga hingga air terjun yang mengalir, merupakan sedikit dari sekian banyak fenomena yang ada. Hanya saja, hal-hal seperti ini kerap terlupakan oleh kita, karena kita tidak pernah mau mengahayati dan mengembangkan daya imajinasi kita yang dianugrahi tuhan. Seringkali orang berfikir itu semua adalah fenomena lumrah yang terjadi begitu saja tanpa mau mengahayati sehingga mereka lupa akan keindahan alam dan bersikap seolah tidak mau tahu. Padahal, jika kita mau sedikit menghayati dan berimajinasi tentang fenomena ini, maka akan banyak pertanyaan-pertanyaan bermunculan yang hanya dapat dijelaskan melalui fisika.
            Salah satu penyebab timbulnya paradigma negative tentang fisika disebabkan karena pengajar dari fisika itu sendiri. Seringkali ilmu fisika diajarkan tanpa penghayatan sehingga terasa menyebalkan. Kebanyakan pengajar fisika hanya menyodorkan rumus-rumus yang bribet tanpa menjelaskan makna dari rumus tersebut. selain itu, tidak banyak pengajar fisika yang mau mengajak anak didiknya menggunakan daya imajinasi mereka untuk mengetahui fenomena alam yang terjadi disekitar mereka. padahal, setiap rumus tersebut menjelaskan banyak hal dan mengungkap rahasia alam yang belum terungkap.
           Berdasarkan pengalaman, setiap soal fisika yang diberikan, terlebih menggunakan rumus-rumus, sering dikerjakan secara gotong-royong. Ini karena hanya sedikit diantara mereka yang mau dan mampu mengerjakan soal fisika yang diberikan. Sementara, kemampuan para pengajar didasarkan kepada kemampuannya mengajarkan soal-soal ujian akhir, bukan mengajarkan makna fisis dari rumus tersebut. hal ini memnyebabkan, sangat sulit menemukan pelajar yang menyukai fisika. Saking sedikitnya, menemukan orang yang menyukai fisika sama  hal nya dengan mencari jarum didalam tumpukan jerami. Ini bukan suatu hal yang dilebay-lebay kan. Hanya sekian pelajar yang menyukai fisika. Itupun karena keberhasilan mereka di olimpiade. Atau mungkin kekaguman mereka dengan para ilmuwan yang jenius.

           Sejatinya, fisikawan membuat rumus tidaklah untuk dihafalkan. Rumus-rumus tersebut terlahir untuk memahami fenomena alam dalam bentuk ringkas sehingga menjadi indah, universal dan berguna dalam menyelesaikan masalah. Memang, rumus identik dengan angka. Pun fisika tak bisa dilepaskan dari fisika. Namun, belajar fisika, tidak mesti gila matematika. Tidak perlu lah beranggapan, dengan menyukai fisika akan menjadi orang yang serius sehingga dianggap tidak gaul dan populer.
            Kenapa kita tidak mencoba menyukai fisika? Jangan takut. Sebenarnya, fisika tidak menuntut banyak syarat dan keahlian. Hanya gunakan imajinasimu. Imajinasi. Menyukai fisika hanya lewat imajinasi.
Imajinasi terlahir dari lingkungan yang mendukung kita untuk berfikir tentang fenomena disekitar kita. Maka, keluarga ataupun guru seharusnya menghargai kebebasan berfikir seseorang agar daya imajinasi mereka berkembang. Apabila keluarga dan lingkungan tidak menghargai kebebasan berfikir, maka daya imajinsi menjadi sulit untuk dikembangkan. Hamper semua fisikawan terkenal adalah orang-orang yang suka berimajinasi dan berfikiran radikal. Tak sedikit dari mereka dianggap aneh karena pikiran mereka yang aneh dan radikal.

             Siapa yang tidak kenal Albert Einstein? Si penemu rumus E = mc2 ini adalah contoh populer fisikawan yang dianggap aneh dan suka menghayal. Einsten membayangkan bagaimana seandainya ia dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. Namun, pemikiran yang aneh inilah yang pada akhirnya melahirkan teori relativitas khusus yang hingga saat ini masih digunakan. Sama halnya dengan Issac Newton. Kalau saja Newton tidak suka menghayal dibawah pohon apel, mungkin hokum gravitasi tidak akan ditemukan hingga berpuluh tahun kemudian. Kebiasaan dan pemikiran mereka yang aneh dan radikal, yang akhirnya membuka cakrawala baru dari perkembangan ilmu pengetahuan. Bukankah fisika itu indah?
              Masih banyak fenomena fisika yang ada disekitar kita. Kalau saja kita mau merenung dan mencari tau atas semua pertanyaan yang ada. Melalui imajinasi, kesadaran untuk mengamati fenomena alam dan membaca buku-buku fisika akan muncul dengan sendirinya. Menyibak tabir dari fenomena yang ada.

Fikirkan, bayangkan, imajinasikan dan tanya kenapa. Maka kamu akan temukan jawabannya. Temukan indahnya fisika. Fisika? Siapa takut.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 welcom to ulfa's journal. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree