sebagai seorang manusia, tentu kita mempunyai keterbatasan dalam kehidupan, baik itu dari segi kepintaran ataupun keahlian. seperti hal nya seorang profesor fisika yang belum tentu mahir dalam hal sastra. namun, tak tertutup kemungkinan ada yang menguasai kedua-duanya. tapi pastilah dia mempunyai keterbatasan dalam bidang lain.
pun juga saya. sebagai manusia jelata, saya juga mempunyai keterbatasan, dalam hal ini keterbatasan dalam bertransportasi. saya tidak lah tinggal di tempat yang minim sarana transportasi, sangat melimpah ruah malah. saya mempunyai keterbatasan atau mungkin kecacatan dalam hal mengendarai kendaraan. saya tidak bisa mengendarai motor, mobil, apalagi helikopter pun pesawat. ops., tapi meskipun begitu, masih ada satu prestasi yang masih bisa saya banggakan, setidaknya sampai sejauh ini saya mahir dalam mengendarai sepeda.
karena prestasi saya yang minim itu, jadilah kehidupan sehari-hari saya dilalui dengan berjalan kaki. dibanding naik kendaraan, saya lebih suka berjalan kaki. karena berjalan kaki itu sehat, disamping itu jalan kaki adalah diet gratis yang menghasilkan betis yang lumayan yah..begitulah.
meskipun saya suka berjalan kaki, apalgi jalan-jalan, tentu tidak untuk jarak yang berkilo-kilo. yah, palingan jalan kaki sebatas dari rumah sampai ke gang depan. hingga akhirnya saya menemukan sebuah bantuan untuk membawa saya ke tempat yang saya tuju. dan pahlawan itu bernama angkot.
angkot adalah sebuah benda yang mampu membawa kamu ke tempat yang kamu tuju. jangan khawatir, dia bisa membawa mu kemana saja, pun ke akhirat, sebab di wilayah tempat saya tinggal ada semacam trend dimana bagi supir angkot berlomba lomba membawa angkot di jalan itu ibarat membawa mobil bapal di arena balap, sehingga jika kamu tidak membawa nyawa cadangan, sebaiknya jangan naik angkot. karena angkot hanya dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai nyawa cadangan.
okeh, karena keseharian saya yang bergelut dengan angkot, maka tak heran jika saya menyebut diri saya sebagai seorang angkoters.
sebagai seorang angkoters, yang sudah sangat berpengalaman dan sudah lama malang melintang di dunia angkoters, belum lah afdol rasanya jikalau belum merasakan berbuka puasa di dalam angkot.
sudah lebih dari duapuluh satu tahun saya naik angkot, tapi saya belum pernah merasakan berbuka puasa di dalam angkot. hingga akhirnya peristiwa tadi terjadi. karena tanggung jawab yang menuntut saya harus berada di kampus hingga jam enam sore, saya pun terpaksa pulang jam enam lewat sedikit. karena jarak rumah saya yang lumayan jauh dari kampus ditambah lagi jam macet yang sekarang mulai mendera di kota padang ini membuat saya terpaksa harus berbuka di jalan.
rencana nya saya mau berbuka di pasar baru saja, tapi karena dompet sudah mulai menipis, akhirnya saya dan teman saya hanya membeli minuman dan sedikit takjil di pasar baru. kemudian kami melanjutkan perjalanan pulang dengan angkot tentunya. tak lama setelah naik angkot, dug dug dug, bedug pun berbunyi, eng ing eng, saya pun berbuka di angkot dengan sebotoh teh botol sosro.
hmmm, rasanya seperti ada nikmat tersendiri ketika kamu berbuka puasa bersama orang-orang yang tidak kamu kenal tapi kita berada dalam satu perjalanan yang sama, seperti layaknya seorang musafir yang berkelana ke suatu tempat. hahaha.
sekarang saya sudah merasakan bagaimana rasanya berbuka puasa saat dalam perjalanan.
that's it. meskipun hal kecil dan biasa ajah, setidaknya ini pertama bagi saya. belum lengkap rasanya hidup kalau belum pernah mencoba sesuatu yang belum pernah kamu rasakan.
ini csepenggal cerita dalam perjalanan panjang saya sehari ini.
0 komentar:
Posting Komentar